Sabtu, 30 April 2011

Ni Wayan Mertayani : Gadis Pemulung, Sang Juara Foto


Ni Wayan Mertayani, seorang gadis yang harus dewasa di usianya yang masih remaja karena sudah ditinggalkan oleh Sang Ayah dan harus hidup bertiga dengan Ibu dan adiknya di sebuah gubuk di tepi pantai Amed, kabupaten Karangasem, Bali. Setiap harinya Ni Wayan harus berjualan makanan dengan berkeliling dan juga harus memulung barang-barang rongsokan setelah pulang sekolah untuk dapat dijual agar bisa menghidupi dirinya, ibu dan adiknya karena ibunya juga sudah sakit-sakitan. Ketegaran sang ibu jugalah yang membuat dia tetap bertahan dan terus melanjutkan sekolahnya juga.

Bali sebagai daerah wisata telah mempertemukannya dengan Mrs. Dolly Amarhoseija yang mau meminjamkannya sebuah kamera digital dan mengajarinya untuk memotret. Lalu hasil 'jepretannya' yang ke-15 yaitu seekor ayam yang bertengger di atas sebuah pohon yang berlatarkan sinar matahari yang dianggapnya sebagai gambaran tentang hidupnya. Hidup yang beratapkan langit karena dia tinggal di sebuah gubuk yang dianggapnya tidak layak disebut sebagai rumah dan harus bertahan pada rasa dingin disaat hujan dan menahan panas di saat terik namun tetap punya harapan untuk kehidupan yang lebih baik di tengah tekanan ekonomi yang terjadi di negeri ini. Keadaan itu tetap membuat Ni Wayan yang biasa dipanggil Sepi bersemangat menjalani hidupnya tanpa ada yang membatasi dia untuk punya mimpi dan akan terus berusaha untuk mewujudkannya.

Jumat, 29 April 2011

"The Royal Wedding" Yang Sederhana (William and Kate)


Pernikahan Abad ini, The Royal Wedding, menjadi julukan untuk pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton yang ditayangkan sekitar 8000 media di dunia. Pernikahan ini menjadi sorotan dunia, dan disaksikan oleh 2,4 miliar pemirsa tv dan di Ingris dilakukan lebih dari 5000 pesta jalanan, maklumlah karena ini merupakan pernikahan dari Seorang Pangeran dari Kerajaan Inggris. Rakyat Inggris bahkan masyarakat dunia sangat antusias untuk menyaksikan acara pernikahan ini. Sebelum acara banyak yang menanti-nanti penampilan dari kedua mempelai karena mereka ingin menyaksikan kemegahan apa yang akan ditampilkan dari pernikahan keluarga kerajaan ini.

Tapi apa yang terlihat dalam acara prosesi pernikahan, kedua mempelai menunjukkan sebuah kesederhanaan dimana Kate Middleton mengenakan gaun putih dengan riasan wajah yang alami bahkan Kate sendirilah yang merias wajahnya. Untuk acara pernikahan dari sebuah kerajaan, acara ini terlihat sangat sederhana tapi elegan walaupun untuk itu dihabiskan biaya sekitar Rp.600 Miliar yang semuanya berasal dari uang kerajaan bukan dari uang negara. Dan yang menarik adalah bahwa pernikahan ini juga membawa berkah bagi perekonomian Inggris karena diprediksi pernikahan ini akan membawa pemasukan bagi Inggris sebesar Rp.1,4 triliun (100 juta poundsterling) yaitu dari biaya akomodasi para wisatawan, wartawan dan tamu kerajaan.

Kamis, 28 April 2011

Efek Membantu Siswa ("Kecurangan") Dalam UJian Nasional (UN)


Melihat berita akhir-akhir ini tentang Ujian Nasional (UN), kita disuguhkan dengan kecurangan-kecurangan yang terjadi selama proses pelaksanaan Ujian Nasional tersebut. Bentuk kecurangan yang terjadi adalah memberikan jawaban kepada siswa dengan berbagai cara. Hal ini dilakukan karena adanya rasa takut, rasa takut akan kegagalan (tidak lulus) karena kegagalan siswa akan menjadi kegagalan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan. Maklumlah UN menjadi faktor penentu terbesar dalam menentukan kelulusan dari siswa walaupun yang dapat dinilai dari UN hanyalah sebatas kemampuan kognitif si siswa saja.


Namun tidak banyak yang menyadari efek negatif dari usaha membantu meluluskan siswa tersebut (red : kecurangan). Dengan adanya usaha yang dilakukan sekolah dalam membantu siswa dalam UN melalui pemberian jawaban atau dengan cara apapun akan berakibat pada siswa yang sedang UN tersebut, yaitu adanya perasaan tenang yang semu karena yakin dia akan lulus karena akan dibantu sehingga si anak didik menjadi bersikap pasrah tanpa melakukan usaha untuk belajar lebih giat dengan kata lain semangat juangnya menjadi lemah. Bukan hanya bagi siswa yang sedang UN tetapi juga akan berakibat bagi anak didik yang masih akan UN (adek kelas) karena mereka juga akan tidak bersungguh-sungguh dalam belajar karena nantinya mereka juga tahu bakalan dibantu dalam menghadapi Ujian Nasional tersebut. Target proses belajar mengajar hanyalah menjadi bagaimana biar lulus UN padahal sebenarnya lebih dari itu.

Mengapa Terjadi Kecurangan Ujian Nasional (UN)???


Ujian Nasional selalu menjadi momok yang menakutkan setiap tahunnya bukan hanya bagi siswa tapi juga bagi pihak sekolah dan dunia pendidikan secara umum. Kenapa menjadi menakutkan?? Karena hasil dari pelaksanaan Ujian Nasional ini akan menjadi indikator penilaian bagi masyarakat untuk melihat kualitas dari pendidikan di negeri ini sehingga kegagalan anak didik dalam mengikuti Ujian Nasioanal (UN) juga akan menjadi kegagalan penyelenggaraan pendidikan dan untuk itu semua pihak akan berusaha untuk meluluskan anak didiknya. Ketakutan inilah yang membuat sering terjadinya kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan UN seperti yang diberitakan akhir-akhir ini.

Yang menjadi pertanyaan apakah layak UN dijadikan sebagai faktor utama dalam meluluskan seorang siswa?? Saat ini 60% hasil UN menjadi faktor yang menentukan kelulusan sedangkan 40% nya lagi dari hasil penilaian sekolah. Walaupun penilaian ini sudah berubah dari UN sebelumnya tapi tetap saja UN menjadi faktor yang memiliki persentase terbesar dalam menentukan kelulusan. Padahal seharusnya penilaian sekolah harus bisa menjadi penentu kelulusan sedangkan UN harusnya dijadikan sebagai alat evaluasi untuk melihat hasil pencapaian tentang materi pelajaran yang telah dipelajari oleh anak didik dan sekaligus menjadi alat dalam melihat kualitas guru dalam pemberian materi pelajaran (secara kognitif).