Manusia hidup dengan pola pikir yang dimilikinya sehingga setiap tindakannya dalam menjalani hidup akan dipengaruhi oleh pola pikir (mindset) tersebut. Cara pikir manusia ini tentunya akan dipengaruhi oleh lingkungannya termasuk pendidikan dan pengalaman hidup yang dilaluinya. Cara berpikir ini tentunya juga akan mempengaruhi tingkat kesadaran seseorang dalam bertindak, melihat sebuah masalah dan menyelesaikan masalah-masalah hidupnya.
Kita sering meyakini bahwa kehidupan kita sudah ditentukan dan apa yang terjadi bagi kita adalah sebuah takdir yang harus diterima karena mungkin kita mempercayai bahwa takdir kita telah ditentukan oleh Sang Penguasa (Tuhan). Padahal jika kita telaah lagi Tuhan tak pernah menginginkan yang buruk terjadi pada kita karena kita adalah ciptaan yang dikasihi-Nya, namun karena ketidakmampuan dalam mencegah kekecewaan dan untuk mengobati kekecewaan yang dialami maka kadang kita berkata bahwa ini adalah takdir hidup. Sesuatu yang buruk yang terjadi diterima dengan pasrah dan meyakininya sebagai takdir dan berhenti pada titik tersebut tanpa melakukan usaha untuk memperbaiki keadaan yang buruk. Hal ini sering terjadi dan kata takdir menjadi obat penenang hati yang sangat mujarab pada kondisi ini. Seseorang yang dalam kondisi ini memiliki kesadaran berpikir yang primitif.
Kondisi lain yang paling sering terjadi di sekitar kita adalah apabila mengalami sesuatu yang buruk (masalah) dan kita sangat tahu kenapa hal tersebut bisa terjadi tetapi tidak punya kemampuan untuk mengatasinya sehingga hal (masalah) yang sama bisa terulang kembali pada diri kita. Ketidakmampuan mengatasi ini disebabkan oleh banyak hal. Seseorang menyadari bahwa masalah yang dihadapinya disebabkan oleh faktor yang juga diketahuinya tetapi tidak melakukan tindakan apa-apa untuk mengatasinya (sehingga kesannya pasrah) karena mungkin keputusasaan (oleh sikap apatis) atau tidak punya kemauan memperbaiki situasi karena merasa nyaman-nyaman saja. Pada kondisi ini tingkat kesadaran seseorang tersebut Naif.
Namun orang pada tingkatan pendidikan yang baik (tidak dilihat dari tingkat pendidikan formal) akan mempelajari masalahnya dan menemukan penyebabnya serta melakukan tindakan untuk mengatasinya walaupun menemui kegagalan tetapi dia tidak akan berhenti melakukan evaluasi dan tindakan nyata lagi untuk memperbaiki situasi buruk (masalah) yang terjadi. Tidak peduli seberapa banyak kegagalan yang dialami, dia akan tetap melakukan usaha. Sikap pejuang akan ditemui pada diri orang yang punya tingkat kesadaran seperti ini dan harusnya kita bisa mencapai tingkat kesadaran ini. Tingkat kesadaran kritis karena dia mampu mengkritisi apa yang terjadi dan mampu mengatasinya. Orang-orang yang seperti inilah yang mampu bertahan (survive) dalam menjalani hidup tanpa harus mengalami stress yang mengganggu.
Dari gambaran di atas maka dapat kita kategorikan bahwa tingkat kesadaran manusia dalam menjalani hidupnya dapat kita bagi tiga (3) yaitu kesadaran primitif, kesadaran naïf dan kesadaran kritis. So kita berada pada tingkatan yang mana????
Primitf, naif or kritis.....??!!
reynold_f
Kita sering meyakini bahwa kehidupan kita sudah ditentukan dan apa yang terjadi bagi kita adalah sebuah takdir yang harus diterima karena mungkin kita mempercayai bahwa takdir kita telah ditentukan oleh Sang Penguasa (Tuhan). Padahal jika kita telaah lagi Tuhan tak pernah menginginkan yang buruk terjadi pada kita karena kita adalah ciptaan yang dikasihi-Nya, namun karena ketidakmampuan dalam mencegah kekecewaan dan untuk mengobati kekecewaan yang dialami maka kadang kita berkata bahwa ini adalah takdir hidup. Sesuatu yang buruk yang terjadi diterima dengan pasrah dan meyakininya sebagai takdir dan berhenti pada titik tersebut tanpa melakukan usaha untuk memperbaiki keadaan yang buruk. Hal ini sering terjadi dan kata takdir menjadi obat penenang hati yang sangat mujarab pada kondisi ini. Seseorang yang dalam kondisi ini memiliki kesadaran berpikir yang primitif.
Kondisi lain yang paling sering terjadi di sekitar kita adalah apabila mengalami sesuatu yang buruk (masalah) dan kita sangat tahu kenapa hal tersebut bisa terjadi tetapi tidak punya kemampuan untuk mengatasinya sehingga hal (masalah) yang sama bisa terulang kembali pada diri kita. Ketidakmampuan mengatasi ini disebabkan oleh banyak hal. Seseorang menyadari bahwa masalah yang dihadapinya disebabkan oleh faktor yang juga diketahuinya tetapi tidak melakukan tindakan apa-apa untuk mengatasinya (sehingga kesannya pasrah) karena mungkin keputusasaan (oleh sikap apatis) atau tidak punya kemauan memperbaiki situasi karena merasa nyaman-nyaman saja. Pada kondisi ini tingkat kesadaran seseorang tersebut Naif.
Namun orang pada tingkatan pendidikan yang baik (tidak dilihat dari tingkat pendidikan formal) akan mempelajari masalahnya dan menemukan penyebabnya serta melakukan tindakan untuk mengatasinya walaupun menemui kegagalan tetapi dia tidak akan berhenti melakukan evaluasi dan tindakan nyata lagi untuk memperbaiki situasi buruk (masalah) yang terjadi. Tidak peduli seberapa banyak kegagalan yang dialami, dia akan tetap melakukan usaha. Sikap pejuang akan ditemui pada diri orang yang punya tingkat kesadaran seperti ini dan harusnya kita bisa mencapai tingkat kesadaran ini. Tingkat kesadaran kritis karena dia mampu mengkritisi apa yang terjadi dan mampu mengatasinya. Orang-orang yang seperti inilah yang mampu bertahan (survive) dalam menjalani hidup tanpa harus mengalami stress yang mengganggu.
Dari gambaran di atas maka dapat kita kategorikan bahwa tingkat kesadaran manusia dalam menjalani hidupnya dapat kita bagi tiga (3) yaitu kesadaran primitif, kesadaran naïf dan kesadaran kritis. So kita berada pada tingkatan yang mana????
Primitf, naif or kritis.....??!!
reynold_f

Tidak ada komentar:
Posting Komentar